ANAK dengan MASALAH PERKEMBANGAN KOGNITIF





Anak dengan Masalah Perkembangan Kognitif

Menurut IDEA dikatakan anak dengan masalah perkembangan kognitif adalah anak yang mengalami gangguan di satu atau lebih proses dasar psikologi termasuk, memahami dan menggunakan bahasa (verbal dan tulisan), yang berdampak pada kemampuan mendengar, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan kalkulasi matematika. Termasuk juga gangguan persepsi, kerusakan otak, fungsi minimal otak, disleksia, dan aphasia. Penyebab terjadinya masalah perkembangan kognitif pada seorang anak adalah:
o Faktor fisiologis, seperti kerusakan otak, keturunan, dan ketidak seimbangan proses kimia dalam tubuh
o Faktor lingkungan, gizi yang buruk, keracunan, kemiskinan.

Karakteristik dari anak dengan masalah perkembangan kognitif adalah:
o Berkaitan dengan atensi, persepsi, gangguan memori, proses informasinya.
o Secara akademik, bermasalah pada kegiatan membaca, menulis, matematika dan berbahasa verbal
o Secara sosial dan emosional, umumnya memiliki harga diri yang rendah karena dianggap sebagai anak yang tidak mampu. Dengan kesulitannya ini anak menjadi mengganggap dirinya tidak mampu untuk melakukan sesuatu
o Secara perilaku, mereka menjadi sulit untuk mengendalikan gerak tubuhnya, tidak mau duduk diam, berbicara terus, melakukan agresi fisik dan verbal

Proses identifikasi, apabila ditemukan anak dengan ciri-ciri seperti yang telah diuraikan di atas, maka orangtua atau guru harus segera membawa ke ahlinya agar mendapat penanganan yang lebih tepat. Semakin dini penanganannya maka semakin besar kemungkinan anak untuk tumbuh dan bekembang seperti anak normal pada umumnya.

Salah satu masalah perkembangan kognitif yang banyak muncul adalah gangguan kesulitan pemusatan perhatian. Ciri-ciri dari anak yang mengalami kesulitan pemusatan perhatian tersebut adalah :
o Menghindari, enggan dan mengalami kesulitan melaksanakan tugas- tugas yang membutuhkan ketekunan yang berkesinambungan
o Sering menghilangkan benda-benda yang diperlukan untuk menye-lesaikan tugas atau kegiatan lain
o Sering sulit mempertahankan dan memusatkan perhatian pada waktu melaksanakan tugas atau kegiatan bermain (perhatian mudah teralih)
o Seperti tidak mendengarkan pada waktu diajak berbicara secara langsung
o Mengalami kesulitan berkonsentrasi di dalam kelas
o Sering sulit mengatur tugas dan kegiatan-kegiatan
o Pelupa dengan kegiatan sehari-hari
o Pada waktu melaksanakan tugas, tampak sering melamun atau ‘bengong’
o Tidak mampu mengikuti perintah atau gagal menyelesaikan tugas sekolah (bukan disebabkan tingkah laku/sikap menentang atau kegagalan untuk memahami petunjuk
o Sering mencari alasan untuk berhenti sejenak pada waktu melaksanakan tugas
o Mengerjakan tugas-tugas secara sembarangan

Dalam lingkup anak berkebutuhan khusus juga dikenal istilah Attention-Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) yang secara umum dapat diidentifikasi dari tiga hal, yaitu tidak perhatian (inattention), hiperaktif, dan impulsif. Tidak perhatian berarti anak mengalami kesulitan memusatkan dan mempertahankan perhatian terhadap tugas yang diberikan sehingga perhatiannya mudah teralihkan. Hiperaktif berarti anak tampak memiliki energi yang besar sekali sehingga cenderung mudah gelisah dan sulit untuk bersikap tenang dalam mengerjakan suatu aktivitas. Impulsif berarti anak cenderung mengalami kesulitan mencegah perilaku yang tidak sesuai seperti berbicara secara spontan tanpa dipikirkan terlebih dulu atau terlibat dalam perilaku yang destruktif (Omrod, 2009 : 238).

 Ciri-ciri anak Hiperaktifitas dan Impulsifitas adalah :
o Selalu dalam keadaan ‘siap gerak’ atau aktivitas seperti digerakkan oleh mesin
o Tidak bisa duduk diam
o Mudah terangsang dan impulsif
o Sulit dikendalikan
o Sering berbicara berlebihan
o Sering menimbulkan kegaduhan pada waktu melakukan sesuatu atau bermain
o Mudah mengalami kecelakaan
o Barang-barang dan alat bermain yang dipakai sering rusak
o Sering melontarkan jawaban sebelum selesai ditanyakan
o Meninggalkan tempat duduk di kelas atau situasi lain dimana anak sebenarnya diharapkan untuk dapat duduk tenang
o Sulit menunggu giliran
o Sering memaksakan diri terhadap orang lain
o Perilaku agresif, mudah overstimulasi
o Tidak matang secara social
o Rendah harga diri dan sangat mudah frustrasi



Catatan:
Tidak semua symptom-symptom di atas muncul pada setiap anak yang mengalami gangguan tersebut, dan dengan derajat keparahan yang berbeda. Setiap anak itu adalah unik dan memperlihatkan kombinasi yang berbeda dalam perilaku, kebisaan, kelemahan, minat, bakat dan keterampilan.
Penting untuk diketahui bahwa perilaku-perilaku di atas itu adalah normal terjadi pada anak-anak untuk derajat keparahan tertentu pada tahapan perkembangan tertentu juga. Contoh: adalah normal jika anak kecil itu masih mengalami kesulitan untuk menunggu giliran, rentang perhatiannya pendek, dan tidak dapat duduk tenang untuk waktu yang lama. Namun, ketika anak memunculkan perilaku-perilaku itu secara berlebihan sehingga tidak sesuai dengan tahapan perkembangan di usianya maka dapat kita katakan bahwa anak itu berada dalam kesulitan atau bermasalah. Dengan demikian anak memerlukan pertolongan dan intervensi.

0 komentar:

Posting Komentar